Ustaz H. Muhammad Nuruddin/Foto: Penulis |
Tidak terkecuali jemaah dari Tanah Air. Sebisa mungkin mereka beramal sebanyak-banyaknya pada bulan Ramadan yang mulia ini dengan menunaikan umrah Ramadan.
Umat muslim yang mampu mengerjakan umrah Ramadan, ada kesempatan untuk mendapatkan keistimewaan yang sangat luar biasa. Selain pahalanya dilipatgandakan Allah, umrah pada bulan puasa ini pahalanya seperti haji bersama Nabi Muhammad.
Boleh dikatakan, setelah mereka umrah akan mendapatkan nilainya haji besar atau haji akbar. Begitulah Allah memberikan kemuliaan dan keutamaan dalam Ramadan setiap masa.
Ibadah ini bisa dikerjakan pada awal, pertengahan, atau akhir Ramadan. Menurut hadis Nabi Muhammad, umrah pada bulan Ramadan itu sangat dianjurkan dan sangat besar keutamaannya.
Tentu saja, ibadah ini menjadi pemantik umat muslim dari seluruh dunia untuk berlomba-lomba menunaikan umrah di Kota Suci.
Selain pelipatgandaan amal selama puasa, mengerjakan amal di Tanah Suci Madinah dan Makkah, Arab Saudi akan diberikan nilai pahala yang berbeda dibandingkan beribadah di tempat lain.
Jika mereka beribadah di Masjid Nabawi di Kota Madinah akan memperoleh pahala 1.000 kali lipat. Sedangkan mereka yang beribadah di Masjdil Haram di Kota Makkah pahalanya akan dilipatkan menjadi 100.000 kali lipat.
"Barangsiapa yang melakukan ibadah umrah pada bulan Ramadan maka nilai pahalanya sama seperti pergi haji bersamaku (Nabi Muhammad)," ujar Ustaz Muhammad Nuruddin kala memberikan tausiah kepada puluhan jemaah umrah asal Nettour Batam, Jumat, (31/7/2012).
Ustaz menyebutkan, keutamaan lain pada Ramadan terdapat malam yang sangat menggembirakan, yaitu malam Lailatul Qadar.
Setiap muslim yang beribadah dengan ikhlas dan benar pada malam itu akan diberikan kemuliaan seperti beribadah selama 1.000 bulan. Sehingga selama Ramadan berlangsung, aktivitas beribadah harus dimaksimalkan sebaik mungkin.
"Nabi Muhammad bersabda bahwa salat satu kali di Masjidil Haram sama dengan salat 100.000 rekaat. Jika umat muslim beribadah di Tanah Suci saat Ramadan, tinggal mengalikan dengan 1.000 dan 100.000 kali ditambah pelipatgandaan pahala selama Ramadan," anjur Ustaz Nuruddin yang sudah lama bermukim di Kota Mekkah.
Di Tanah Suci ini, lanjut Ustaz Nuruddin, kenikmatan beribadah tidak bisa terukur dengan harta dan tertandingi di tempat lain.
Salah satu contohnya, bila umat muslim menunaikan salat Tarawih, mereka akan mendengarkan imam besar membacakan surat dalam Alquran dengan nada merdu dan khidmat.
Sehingga saat mendengarkan lantunannya, jemaah akan merasakan kesyahduan dan ketenangan. Salat dan aktifitas di sana menjadi khusyuk, terlebih menghadap Kabah yang mulia.
"Lantunan bacaan imam masjid, semisal Syaikh Abdurrahman Ash Shudais, Syaikh Suud al Shuraim, atau yang lain sangat merdu. Suasana di Tanah Suci sangat nyaman dan tercipta suasana khusyuk untuk melakukan proses ibadah apa pun," ujar Ustaz Nuruddin.
Untuk itu, kata Nuruddin, siapa pun umat muslim yang belum mendapat kesempatan menunaikan ibadah umrah Ramadan, disarankan bersabar dan banyak berdoa.
Mengingat permintaan visa umrah khusus Ramadan ke Tanah Suci sangat tinggi. Sedangkan mereka yang memiliki harta cukup tetapi belum berangkat dianjurkan agar banyak merenung dan meningkatkan pemahaman agama Islamnya.
Banyak menumpuk harta benda, barang berharga, atau memiliki banyak mobil serta rumah namun belum pernah sama sekali bertandang ke Tanah Suci, apalah artinya.
"Lebih mulia orang miskin yang pernah bertandang sekali ke Tanah Suci daripada orang kaya banyak harta namun belum pernah datang ke baitullah," saran Ustaz Nuruddin mengingatkan.