728x90 AdSpace

Latest News

Pengobatan

Penyakit

Senin, 01 September 2014

Makanan Merpati Jadi Obat Mandul

Ibadah haji dapat juga disebut muktamar budaya internasional. Sebab jemaah haji yang bertamu ke baitullah berasal dari berbagai penjuru dunia, dengan latar belakang budaya yang beragam.

Pelbagai perilaku masing-masing jamaah menyatu. Mulai yang halus, santun hinga yang terkesan keras. Semisal saudara kita, jemaah haji dari benua Afrika dan Turki, sudah terbiasa berjalan dengan cara melangkahi kepala tatkala orang-orang sedang sujud salat.

Tapi, saya juga bertemu orang Jawa yang dikenal berbudaya santun dan lembut. Mereka ketika melewati para jemaah di masjid, dengan cara terbungkuk-bungkuk sambil tangannya ke bawah sambil senyam-senyum.

Teman saya dari Jawa itu, saat lewat di depan shaf jamaah yang jumlahnya ribuan seperti memberi salam sambi mengucapkan kata-kata permisi.

Anda dapat bayangkan berapa lelahnya saudara kita tadi. Karena mereka melewati jemaah dari ujung ke ujung.

Nah, itu yang saya maksud kebiasaan, budaya dan tingkah laku orang di seluruh penjuru dunia itu muncul.

Kita bisa menyaksikan bagaimana kasarnya orang Arab ketika mau memasuki masjid.

Apalagi dibanding dengan fisik orang-orang Indonesia yang rata-rata kecil, terkadang ada yang tersenggol sedikit saja langsung terjatuh, Masya Allah.

Lantas ada lagi perilaku dan kepercayaan aneh lainnya dari saudara kita dari India.

Mungkin Anda terkekeh jika menyaksikan keanehan-keanehan itu. Seperti si India yang saya sebutkan tadi.

Sebagian orang India punya semacam keyakinan kalau jenazah dibungkus dengan kain kafan yang sudah dicuci dengan air zam-zam akan lebih baik.

Karenanya, orang India jika ke tanah suci menyempatkan diri membeli kain kafan satu pis (seukuran kebutuhan untuk orang meninggal).

Lantas dicucinya dengan air zam-zam di depan rumah kelahiran Nabi Muhammad sehabis salat zuhur.

Lalu sehabis zuhur kain kafan tadi mereka bentangkan untuk jemur di jalanan yang selalu ramai dilalui orang-orang.

Caranya, 3-4 orang memegang ujung kain kafan yang sudah dibentangkan tadi, sambil direnteng dan dikibas-kibaskan di tengah terik panas matahari.

Dapat Anda bayangkan tentu saja ini sangat mengganggu lalu lintas jemaah yang berjumlah ribuan tersebut.

Keunikan lainnya, jika Anda menunaikan ibadah haji akan menyaksikan ribuan kawanan burung merpati, dan hampir semuanya berwarna putih.

Ya, namanya merpati putih. Konon burung ini peliharaan Siti Fatimah, puteri Rasulallah, yang juga istri Khalifah Ali.

Ada semacam kepercayaan bagi bangsa India, Iran dan Turki, bagi siapa yang memberi makan burung-burung merpati putih tadi, yang bersangkutan akan mendapat berkah dari Nabi Muhammad.

Nah, kepecayaan ini dimanfaatkan orang Arab Badui menjual makanan burung di Mekkah.

Ada tiga pihak yang sama-sama mendapatkan keuntungan dari keyakinan ini, Arab Badui dapat untung dari menjual makanan, burung dapat makanan, dan yang memberi makanan burung merasa dapat pahala.

Uniknya, makanan burung dihamburkan di jalan-jalan tadi yang tidak sempat dimakan justru dipungut ibu-ibu India dan Turki yang jongkok memilih makanan burung itu.

Ketika saya tanya manfaat makanan burung itu, ibu-ibu tadi menjawab, kalau digiling dan dicampur dengan makanan maka bisa menjadi obat bagi wanita mandul.

Artinya wanita mandul yang menyantap makanan dari makanan burung yang sudah digiling itu akan mendapat keturunan. Benar atau tidak, wallahualam bisawab. (H. Abdul Kadir Husein/Kakanwil Kemenag Provinsi Jambi)
Next
This is the most recent post.
Posting Lama
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Makanan Merpati Jadi Obat Mandul Description: Ibadah haji dapat juga disebut muktamar budaya internasional. Sebab jemaah haji yang bertamu ke baitullah berasal dari berbagai penjuru dunia, dengan latar belakang budaya yang beragam. Pelbagai perilaku masing-masing jamaah menyatu. Mulai yang halus, santun hinga yang terkesan keras. Semisal saudara kita, jemaah haji dari benua Afrika dan Turki, sudah terbiasa berjalan dengan cara melangkahi kepala tatkala orang-orang sedang sujud salat. Tapi, saya juga bertemu orang Jawa yang dikenal berbudaya santun dan lembut. Mereka ketika melewati para jemaah di masjid, dengan cara terbungkuk-bungkuk sambil tangannya ke bawah sambil senyam-senyum. Teman saya dari Jawa itu, saat lewat di depan shaf jamaah yang jumlahnya ribuan seperti memberi salam sambi mengucapkan kata-kata permisi. Anda dapat bayangkan berapa lelahnya saudara kita tadi. Karena mereka melewati jemaah dari ujung ke ujung. Nah, itu yang saya maksud kebiasaan, budaya dan tingkah laku orang di seluruh penjuru dunia itu muncul. Kita bisa menyaksikan bagaimana kasarnya orang Arab ketika mau memasuki masjid. Apalagi dibanding dengan fisik orang-orang Indonesia yang rata-rata kecil, terkadang ada yang tersenggol sedikit saja langsung terjatuh, Masya Allah. Lantas ada lagi perilaku dan kepercayaan aneh lainnya dari saudara kita dari India. Mungkin Anda terkekeh jika menyaksikan keanehan-keanehan itu. Seperti si India yang saya sebutkan tadi. Sebagian orang India punya semacam keyakinan kalau jenazah dibungkus dengan kain kafan yang sudah dicuci dengan air zam-zam akan lebih baik. Karenanya, orang India jika ke tanah suci menyempatkan diri membeli kain kafan satu pis (seukuran kebutuhan untuk orang meninggal). Lantas dicucinya dengan air zam-zam di depan rumah kelahiran Nabi Muhammad sehabis salat zuhur. Lalu sehabis zuhur kain kafan tadi mereka bentangkan untuk jemur di jalanan yang selalu ramai dilalui orang-orang. Caranya, 3-4 orang memegang ujung kain kafan yang sudah dibentangkan tadi, sambil direnteng dan dikibas-kibaskan di tengah terik panas matahari. Dapat Anda bayangkan tentu saja ini sangat mengganggu lalu lintas jemaah yang berjumlah ribuan tersebut. Keunikan lainnya, jika Anda menunaikan ibadah haji akan menyaksikan ribuan kawanan burung merpati, dan hampir semuanya berwarna putih. Ya, namanya merpati putih. Konon burung ini peliharaan Siti Fatimah, puteri Rasulallah, yang juga istri Khalifah Ali. Ada semacam kepercayaan bagi bangsa India, Iran dan Turki, bagi siapa yang memberi makan burung-burung merpati putih tadi, yang bersangkutan akan mendapat berkah dari Nabi Muhammad. Nah, kepecayaan ini dimanfaatkan orang Arab Badui menjual makanan burung di Mekkah. Ada tiga pihak yang sama-sama mendapatkan keuntungan dari keyakinan ini, Arab Badui dapat untung dari menjual makanan, burung dapat makanan, dan yang memberi makanan burung merasa dapat pahala. Uniknya, makanan burung dihamburkan di jalan-jalan tadi yang tidak sempat dimakan justru dipungut ibu-ibu India dan Turki yang jongkok memilih makanan burung itu. Ketika saya tanya manfaat makanan burung itu, ibu-ibu tadi menjawab, kalau digiling dan dicampur dengan makanan maka bisa menjadi obat bagi wanita mandul. Artinya wanita mandul yang menyantap makanan dari makanan burung yang sudah digiling itu akan mendapat keturunan. Benar atau tidak, wallahualam bisawab. Rating: 5 Reviewed By: Bengkel Manusia Indonesia

 

Supported by:
Bekam Batam Bengkel Manusia Indonesia
Ruqyah Batam Bengkel Manusia Indonesia
Yayasan An Nubuwwah Batam Indonesia
Call Center (+62) 813-2871-2147

 

Scroll to Top